MENUJU BAHAGIA (1)

"selanjutnya adalah kesejatian. Bahwa bahagia itu bukan materi dan bahwa cinta dan sayang itu jika dibagi 'bilangannya' akan tetap utuh. suatu kondisi dimana sang istri mengatakan 'jika ada kekuranganku dan papa membutuhkannya, papa boleh dapatkan itu dari yang lain'. mama yang memahami cinta dan kasih sayang yang tak akan terbagi walau papa punya selain mama"

SMS TANGGAL 1 RAMADHAN 1432 H

Z: aku ga terawih...
Y: Kenapa:
Z: Aku ga tahu fungsinya...

Y: Sudah coba cari tahu apa fungsinya?
Z: belum

Y: kamu ga tahu nya itu dari dulu atau sejak kapan?
Z: dari dulu..

Y: maaf ya.. jangan tersinggung. Dari dulu papa-mama kamu ga pernah ngajarin dan ngasih tahu soal islam atau yang terkait dengan itu? Ga pernah nyuruh ngaji dan belajar islam?
Z:Pernah tap buat ku dulu itu ga penting, itu tradisi dan kebiasaan orang yangsudah lama mati. Harus a.. harus b. Ga boleh a ga boleh be... trus ditakut-takutin. Ya kalau dulu aku sih mikirnya mau dikemanakan pride-ku ngikut-ngikut gituan

Y: pernahnya inget ga waktu kapan sampe tahun kapan? Terusdulu itu kapan dan saat apa kamu punya alasa soal pride itu?

Dia pun diam tak menjawab. Aku pun diam tak berfikir banyak.
Selesai

Tak lama kemudian hp-ku bergetar dan smspun masuk.
Z: tidak kawan... tapi aku menemukan tulisanku di zaman dulu tentang itu. Disitu tokohnya adalah remaja perempuan yang terpinggirkan. Dia tak mau melakukan apapun dan membantah penjelasan mengenai segala sesuatu yang tekah digariskan. Dia membayangkan manusia adalah boneka tali tuhan. Tapi segera ditepisnya, tuhan maha adil, kenapa harus memisahkan baik buruk dan masing masing dimasukan ke tempatnya. Karena itu bayangan itu ditepis. Dia menolak sholat, karena selalu dibilang bahwa sholat adalah kewajiban dan ganjarannya adalah surga atau neraka. Kewajiban bagi dia mengerjakan PR aja jarang padahal itu nyata. ... langsung ke ending... dia merasa kebebasannya sebagai manusia terjajah. Buat apa dia mengikuti apa yang muhammad lakukan jika dia tidak dapat merasakannya, mengerti apa yang yang dia mengerti. Pelajaran di sekolah Cuma pelajaran tata cara yang menakut-nakuti. Dia punya otak dan dia menolak untuk menjiplak.
Z: aku baru sadar pertama kali aku berfikir tuhan tidak adil itu waktu TK...

SUATU CERITA DI HARI SABTU

Pada jam istirahat, keluarlah semua penghuni kelasku, bosan dengan situasi kelas yang dipenuhi harapan-harapan untuk masa depan. Simplenya lulus sekolah, kerja, punya duit dan kawin. Persoalan-persoalan yang pernah terjadi. Tawuran dengan melukai sesama generasi, pacaran yang kadang kebablasan, permainan-permainan yang membeku-kan rasa kemasyarakatan. Itulah yang dirasa. Sampai ku temukan diantara perjalanan pulang menuju rumhaku. Seorang anak yang begitu bersemangat dalam membawakan lagu2 yang ia sukai untuk dapat ‘diapresiasi’ walau hanya dengan seratus perak, gope dan mungkin seribu. Bawakan lagu ibu miliknya iwan fals. Sok perhatian emang, maka ku tanya dia saat ia duduk selepas bernyayi di angkot tadi. Tak ku tanya soal pendidikan, kenapa dia tak sekolah; karna mgkin tak ada biaya atau program skolah gratis itu Cuma buat orang selain dia. Tidak pula soal apa dia tidak ditangkap pol pp yang selalu mengintai seolah setan yang gentayangan; uops... maaf bukan maksud menyamakan. Tapi ku tanya, kenapa kamu bawakan lagu ibu untuk para penumpang di angkot.

Apa Arti Nasionalisme Itu? (1)

Cinangneng,     20 Agustus   2010
                    9 Ramadhan 1431 H


Seorang laki-laki bercelana pendek, sedang berada didepan komputer dikamarnya. Sedang memainkan jari-jarinya di atas keyboard. Dan saat dia berhenti mendaratkan jarinya di poin ‘enter’ datang keponakan kecilnya sehabis pulang dari sekolah SD-nya dan menghampiri pemuda dengan jari diatas keyboard.

Keponakan:
“Assalamualaikum om...!”
Pemuda:
“ Waalaikusalam...eh, jagoan om sudah pulang. Bagaimana sekolahmu hari ini?”

Kalau tidak mereka atau kalian... (1)



Cinangneng,   19 Agustus   2010
                    8 Ramadhan 1431 H



“Kalau tidak mereka atau kalian....maka akulah yang akan membakar bendera-bendera itu untuk tegakkan merah putih ini!”

Ungkapan akhir dari latihan untuk pementasan drama di suatu area panggung di aula suatu kampus. Dan berkumpullah mereka yang terlibat dalam drama dengan tema ‘KEINDONESIAAN’. Dan pimpinan kelompok drama itu menyampaikan tentang segala persiapan dan kembali mempertanyakan satu persatu dari para pemain. Dan mengatakan ‘ini drama kawan-kawan’ tetap bertotal dalam peran dan fokus dalam tema.
berlanjut....

KERTAS PUTIH

Cinangneng,   16 Agustus   2010
                     6 Ramadhan 1431 H


Dua anak yang terlihat menuliskan keinginan mereka di atas kertas putih. Yuda menuliskan keinginan dia. Dan yudipun sama, menggoreskan keinginan mereka di atas satu lembar kertas. Di taman kota, tempat biasa mereka menuliskan keinginan-keinginan mereka. Tak kembar, namun kebetulan nama mereka mirip. Hanya berbeda huruf vokal di akhirnya. Diantara keinginan mereka: yudi ingin ayahnya menjadi seorang pekerja yang setiap hari membawa makanan enak dan datang dengan senyuman manisnya dan mengatakan ‘nak...ini ayah bawa nasi padang’. Dan yudi ingin ayahnya menjadi pemilik toko buku. Karena ia sangat memimpikan kalau dia akan ‘sakit mata’ karena membaca terus buku-buku milik ayahnya.

ANGAN



Cinangneng,   13 Agustus 2010
                     3 Ramadhan 1431 H

Cerita ini berawal dari beberapa orang dengan jumlah 5 orang dengan komposisi 4 orang laki-laki dan 1 orang perempuan. Kelima orang tersebut bertemu di kantin kampus pada saat jam makan siang. Dahlan, amin, pane, tini dan karno digambarkan sebagai orang yang ‘kritis’ terhadap kampusnya [negara] yang sudah tidak demokratis. Mereka bersama2 makan siang di meja yang sama dan masing-masing berbincang soal kondisi kampus[negara]nya. Sampai masing-masing bersatu dalam ‘angan’ DEMONSTRASI yang hanya terdiri dari 5 orang tersebut dengan tuntutan: