SUATU CERITA DI HARI SABTU

Pada jam istirahat, keluarlah semua penghuni kelasku, bosan dengan situasi kelas yang dipenuhi harapan-harapan untuk masa depan. Simplenya lulus sekolah, kerja, punya duit dan kawin. Persoalan-persoalan yang pernah terjadi. Tawuran dengan melukai sesama generasi, pacaran yang kadang kebablasan, permainan-permainan yang membeku-kan rasa kemasyarakatan. Itulah yang dirasa. Sampai ku temukan diantara perjalanan pulang menuju rumhaku. Seorang anak yang begitu bersemangat dalam membawakan lagu2 yang ia sukai untuk dapat ‘diapresiasi’ walau hanya dengan seratus perak, gope dan mungkin seribu. Bawakan lagu ibu miliknya iwan fals. Sok perhatian emang, maka ku tanya dia saat ia duduk selepas bernyayi di angkot tadi. Tak ku tanya soal pendidikan, kenapa dia tak sekolah; karna mgkin tak ada biaya atau program skolah gratis itu Cuma buat orang selain dia. Tidak pula soal apa dia tidak ditangkap pol pp yang selalu mengintai seolah setan yang gentayangan; uops... maaf bukan maksud menyamakan. Tapi ku tanya, kenapa kamu bawakan lagu ibu untuk para penumpang di angkot.


Aku        : “de... kenapa kamu nyanyikan lagu ibu, kamu suka lagu itu?”
Dia          :  “pastinya om... kalo ga suka mana mungkin aku nyanyikan.
                     Tapi ada 1 lagi om...yang buat aku semangat bawakan lagu ini...!
     Cuma mau agar mereka ingat jasa ibu-ibu mereka yang ada di angkot om...”

Sambil kembali memainkan gitar kecilnya, si bocah tampak acuhkan ku dan sekitarnya. Aku terdiam dan melamunku diantara riuh jalanan.

Esok harinya ku bercerita kepada kawan2 di komunitas film sekolahku. Soal peristiwa yang aku alami kemarin. Dan ada yang menyabut dengan kata ‘kita buat film tentang itu!!!’ uh... senangnya hatiku saat mendengarnya. Dan kebetulan bulan depan ada acara festival film di cianjur dan kami akan mengirimkannya ke ajang itu. Menang kalah bukan soal itu catatan buat kami. Yang terpenting adalah bagaimana kami (selaku anak-anak film) bisa berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi bangsa. hu huuuu nyabung emang buat film dengan manfaat bagi bangsa. Ah,,, bodo amat.

Langsung bagi tim produksi dan masing2 masing bekerja. Akupun mencari sia anak kemarin dan bercerita kembali soal niatan baik kami. Dan dengan polosnya si bocah...

Dia          : “wah.... aku masuk tivi dong ka....asik....!!!”
Aku        : “ah ade ini....minimal kaka mau bergabung dengan cita2 yang kamu inginkan.”
Dia          : “padahal aku mau jadi presiden loh om... kaya bapak es..be.. ye.. yang gagah itu loh om...”
Aku        : (tersenyumku mendengarnya) “iya... mudah2 sby tahu kamu dan kamu jadi seperti dia, jadi presiden negara ini...!!”

Time schedule sudah di buat di hari pertemuanku dengan kawan2 dan jumlah hari produksi berjumlah 9 hari. 3 hari praproduksi, 3 hari shooting, 3 hari pasca produksi. Sembilan hari membuat film... seru pasti....!!!

Rencananya kami mau buat film dokumenter. Berguru ke beberapa senior film di kampus2.. googling...dan segala cara kami lakukan. Sampai meminta arahan dari cianjur dan jakarta. Cianjur kami temui ayah sutardy, dan di jakarta kamu temui Abang Soa, bogor sudah pasti Om Izul . Ho hoooo....

Sampai pada hari shooting. Hari pertama, kami ambil gambar si bocah dengan segala aktifitasnya, ngamen, sholat dzuhur... makan siang, istirahat sampai sore ia mengamen. Hari ke dua, saatnya interview. Si bocah, orang2 sekitar shelter, mahasiswa, dosen dan  orang pemerintahan termasuk pol pp. Hooooo sangat lengkap mungkin. Mudah2n bisa terwujud. Hari ke tiga dubbing audio dan take beberapa footage untuk kelengkapan gambar dan foto.

Yes.... lengkap sudah dalam aganda produksi. Dan saatnya proses editing....
Beberapa editor komunitas kami, editor suara, gambar dan bagian animasi/grafis menjadi suatu team yang baik. Secara bergantian masing masing dari kami dengan jumlah 10 orang tiap hari membawakan makanan untuk pada editor. Maklumlah... semua menggunakan daya dari anggota.

Rought cut dipresent dan dilihat oleh semua tim produksi dan semua memperhatikan dengan baik. Masukan, pengurangan dan saran-saran terkait bahan-bahan yang diolah adalah suatu kewajban bersama. Untuk mengevaluasi dan menjadikan film ini adalah karya bersama. Bukan milik sutradara atau penulisnya, tapi milik semua!!!

Tak lupa pula kami perlihatkan potongan2 kasar yang kami buat ke orang2 yang sejak awal kami berguru pada mereka. Poster dibuat dan DVD cover dicetak. Beberapa revisi dilakukan dan semua sudah oke. Amunisi perang sudah lengkap, dan bersiap untuk lounching film kamu yang berjudul ‘ dia dan esbeye’..... kwkwkwk semoga karya ini tidak membuat kami masuk penjara atau diculik bahkan dibunuh.... ho hoooooo...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar