Cinangneng, 20 Agustus 2010
9 Ramadhan 1431 H
9 Ramadhan 1431 H
Seorang laki-laki bercelana pendek, sedang berada didepan komputer dikamarnya. Sedang memainkan jari-jarinya di atas keyboard. Dan saat dia berhenti mendaratkan jarinya di poin ‘enter’ datang keponakan kecilnya sehabis pulang dari sekolah SD-nya dan menghampiri pemuda dengan jari diatas keyboard.
Keponakan:
“Assalamualaikum om...!”
Pemuda:
“ Waalaikusalam...eh, jagoan om sudah pulang. Bagaimana sekolahmu hari ini?”
Keponakan:
“om... aku tadi sebelum pulang, ibu guru memberikan pertanyaan untuk semua murid-murid. Pertanyaannya adalah ‘apa arti nasionalisme?’
Pemuda:
“Sekarang, ade ganti baju yang berwarna merah dan putih ini (sambil memegang pundak bocah dengan kedua tangannya) dan kembali kesini”
Keponakan:
Dengan membawa buku tulis dan penghapus plus pensilnya, ia kembali ke kamar si om. Dan berkata: “aku siap dengan nasionalisme!”
Pemuda:
Dengan sedikit membuka bibirnya (tersenyum) ia berkata: “Ade sarapan dan sebelumnya membaca doa itu adalah nasionalisme [ade kecil menarik menulis: ‘membaca doa adalah nasionalisme’], ade berangkat sekolah dan mencium tangan ibu dan ayah itulah nasionalisme [cium tangan orang tua adalah nasionalisme] ade sampai di sekolah tak terlambat itu juga nasionalisme”
[ada yang usul dialog selanjutnya?]
Silahkan...
merah putih tetap perlu dikibarkan sehingga indonesiapun berjaya dari jiwa-jiwa patriot rakyatnya.
BalasHapusko ga diterusin ka?
BalasHapusini cerita pribadi ya? haha
kalo scene ibu guru kasih pertanyaannya diganti jadi "si anak jalan di trotoar yang di jalan rayanya ada pendemo meneriakan NASIONALISME sedangkan di sisi trotoar lain terdapat pengemis yang kelaparan atau pemulung yang sedang kelelahan karena hasilnya hari ini sedikit"
BalasHapus