KERTAS PUTIH

Cinangneng,   16 Agustus   2010
                     6 Ramadhan 1431 H


Dua anak yang terlihat menuliskan keinginan mereka di atas kertas putih. Yuda menuliskan keinginan dia. Dan yudipun sama, menggoreskan keinginan mereka di atas satu lembar kertas. Di taman kota, tempat biasa mereka menuliskan keinginan-keinginan mereka. Tak kembar, namun kebetulan nama mereka mirip. Hanya berbeda huruf vokal di akhirnya. Diantara keinginan mereka: yudi ingin ayahnya menjadi seorang pekerja yang setiap hari membawa makanan enak dan datang dengan senyuman manisnya dan mengatakan ‘nak...ini ayah bawa nasi padang’. Dan yudi ingin ayahnya menjadi pemilik toko buku. Karena ia sangat memimpikan kalau dia akan ‘sakit mata’ karena membaca terus buku-buku milik ayahnya.



Setiap harinya mereka berdua menulis keinginan-keinginan mereka di taman. Dan kemudian...
[nampak gambar hitam putih jaman dahulu, yuda dan yudi menghitung uang dan membeli buku tipis dan pensil yang sudah mereka rencanakan dua hari yang lalu]. Terjadi dialog diantara mereka berdua saat memegang pensil dan bukunya masing-masing.

Yuda   : “Di...aku bangga dengan bapakku...! berjuang [ayah yuda menghibur para penumpang di bus kota] tanpa lelah demi aku”
Yudi   : “....aku juga senang ayah setiap hari [mengasongkan surat kabar di pertigaan lampu merah] pulang membawa kertas-kertas ini”
Yuda   : “Da... kira-kira bapakku bisa ga yah, berpakaian seragam pabrik dan terlihat gagah?...”
Yudi     : “Emh..... iya da. Mungkin ga yah bapakku wujudkan impianku?”

Taman kota dan diakhir tulisan Yuda menuliskan harapannya. “walau tak hari ini...mungkin nanti semua akan berubah” [saat kepala yuda sudah nampak keputih-putihan]

18 komentar:

  1. hahaa... indah bang...
    semoga kertas putih itu tak menjadi abu-abu saat keserakahan dunia membuatnya menjadi BLUR

    BalasHapus
  2. seperti lirik d salah satu lagu #kita terlahir bagai selembar kertas putih tinggal kutulis dgn tinta pesan damai dan terwujud sebuah harmoni,.#
    sungguh indah untaian kata ini ketika kubaca, seperti jarum suntik yang menusuk jiwa dengan cairan yg menambah motivasiku untuk seperti yuda dan yudi yg memiliki harapan tingi untk dapat mncapai impiannya.. Subhanallah..

    BalasHapus
  3. keiniginan mereka sangatlah tinggi...
    dengan suatu keinginan itu mereka akan maju untuk mencapi cita2 yang mereka impikan.
    dengan tulisan yang mereka buat untuk motivasi mereka ...

    BalasHapus
  4. ad ajj nii ci abang cerita"y ..
    salut dakh ...

    BalasHapus
  5. jika keyakinan sudah mekar, biarkanlah iar bersemi merimbun, mengakar memeluk setiap liuk jantung dan kebesarannya.
    tggl kita selalu siap jalani setiap halauan nya."

    hehe, ikut nimbrung.

    BalasHapus
  6. mungkin ada pesan yg tergambar dr cerita tersebut...
    1.semua bergerak berawal dr impian/harapan/keinginan
    2.arah hidup di tentukan di tangan pemegang....
    teruslah berkarya... terangi smua orang dg hasil jerih payah tangan mu....

    BalasHapus
  7. janganlah meremehkan impian yang di cita-cita kan karna sesungguhnya alam beserta isi nya mendengar semua impian kita, lalu menyampaikan nya kpd sang KHALIQ yang suatu saat pasti dapat terwujud atas kebesarannya..maka bermimipilah seakan-akan kau meraihnya.spirit!!
    boleh tuh dimasukkan ke salah satu scene film.

    BalasHapus
  8. tak hentik menghela nafas saat ku mengingat saeful adha, semuanya berkesan apalagi dengan cerita cerita pendeknya, semakin jaya perFILMan indonesia

    BalasHapus
  9. terimakasih untuk semua kawan-kawan

    BalasHapus
  10. ok ha,tapi terlalu singkat..

    BalasHapus
  11. good.... indonesia bgt...ceritana...

    BalasHapus
  12. cocok sama intro nya lagu bondan kang, "ketika mimpimu yang begitu indah tak pernah terwujud, ya sudahlah"
    keep fighting deh...

    BalasHapus
  13. Manis, cerita yang manis...
    saat baca sekilas, agak terasa sakit sih...

    BalasHapus
  14. kalo di bikin film, keren ini ka

    BalasHapus
  15. tntang harapan seorang anak terhadap ayahnya yaa

    BalasHapus